BUSY VS PRODUCTIVE PEOPLE
- Moe Nidhal
- Jul 2, 2018
- 3 min read
Kenapa banyak orang merasa hidupnya banyak beban dan stres? Ironisnya orang orang yang merasa seperti itu sedihnya kehidupannya begitu begitu saja – tidak ada perubahan menjadi lebih baik, bahkan hidup terasa lebih berat dari waktu ke waktu.
Kita lihat di sisi satu lagi. Ada segelintir orang yang (kalau kita lihat jadwalnya) sangat padat. Kerjaan yang harus dikerjakan lebih banyak dari orang orang yang stres ini. Tetapi aura antusiasnya terasa memancar dan pencapaiannya selalu tinggi dari waktu ke waktu.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Saya pernah bertemu mereka di sisi pertama maupun sisi kedua, dan berdasarkan ilmu sotoy saya, saya menyimpulkan bahwa salah satu faktornya adalah ada perbedaan antara “Sibuk dan Produktif”
Singkatnya begini : Mereka yang sibuk adalah korban atas waktu, sedangkan mereka yang produktif adalah tuan atas waktu.
Sehari ini terdiri dari 24 jam. efektif, hanya sekitar 16-18 jam saja yang kita pakai untuk beraktivitas. Pendekatan sibuk dan produktif ini sangat mempengaruhi seseorang dalam menyikapi kehidupannya.
Mari kita lihat lewat kisah Amir dan Billy –
Amir adalah seorang mahasiswa universitas. Di kampusnya ia ikut organisasi himpunan dan sebuah klub olahraga. Tiba tiba saja ia mendapat pekerjaan (karena ia adalah pengurus) dan ia merasa pekerjaan itu berat. Akhirnya sepanjang waktu ia stres. Pikirannya terarah kepada rasa stres dengan diberikan tugas itu, pekerjaannya menjadi semakin banyak (belum lagi tugas kuliahnya yang masih belom selesai). Alih alih ia memakai waktunya untuk bekerja, ia mengeluh hal ini pada teman temannya dan complain kalau kerjaannya di organisasi ini sibuk sekali. Siang sampai sore waktunya habis untuk mengeluh ke teman temannya. malamnya saat sampai di rumah, energi Amir sudah habis dipakai untuk mengeluh. Akibatnya ia refreshing untuk bermain game dan nonton youtube sambil scrolling feed instagram. dan tiba tiba sudah jam 10! ia baru ingat tugasnya belum selesai. akhirnya ia mengerjakan seadanya dan sampai subuh pun ia baru ingat ada tugas kuliah yang belum selesai. tidur menjadi kurang dan keesokan harinya, Amir ketemu lagi dan mengeluh lagi. dan tahu lah apa yang terjadi …. Amir stres! pekerjaannya belum tuntas sepenuhnya.
Melihat Amir yang stres, temannya Billy dengan senyum menyapa dia dan menegur. melihat sosok si Billy ini Amir terkadang merasa minder. Bagaimana tidak! Selain sebagai ketua salah satu himpunan jurusan di kampus, ia juga memiliki karir sukses sebagai designer. kliennya berasa dari latar belakang berbeda dan rela membayar mahal karena kualitas gambarnya sangat bagus. Tidak hanya itu, Billy selalu menyemangati teman temannya ketika ada yang kesulitan, juga kadang membantu mengajari mereka meski tidak banyak. Amir melihatnya sebagai superman! Ia heran mengapa Billy bisa seperti itu
–
Kisah Amir dan Billy diatas memang simple, tetapi mengilustrasikan keadaan hidup (nasib) berbeda. yang satu kewalahan dan tidak tuntas, satunya lagi membuat banyak pencapaian.
Meski bukan satu satunya faktor, tetapi yang mau diangkat disini adalah pendekatan yang mungkin dimiliki Billy yang tidak dimiliki Amir adalah “menjadi tuan atas waktu”
Mereka yang produktif tidak memiliki prinsip “Lebih padat lebih keren”, tetapi memiliki prinsip “bagaimana menyelesaikan lebih banyak hal dengan memerlukan waktu yang lebih sedikit”. Kelihatannya tidak masuk akal, tetapi itu salah satu faktor pembeda.
Misalnya saja ketika bekerja dalam tim, jika kita ingin anggota tim bisa bekerja sama, maka orang yang produktif paham bahwa seseorang akan mau bekerja sama lebih baik apabila mereka bekerja karena kemauan dalam diri mereka, bukan suruhan dari orang lain. Itu kenapa mereka menginvestasikan waktu untuk membangun kepercayaan dan membina hubungan baik karena selain mereka bisa belajar dari orang lain, mereka melipatgandakan kekuatan – membentuk solusi win win. Mereka yang melakukan hal ini tahu bahwa waktu mereka bukan benda yang mengontrol mereka tetapi merekalah yang mengontrol waktu
sebaliknya, tipikal Amir yang sibuk ini memandang waktu adalah tuan atas diri mereka dan memiliki kendali atas 24 jam adalah omong kosong. Kenyataannya, mereka kewalahan sendiri saat sudah “berusaha mengontrol waktu sebaik mungkin” (versi mereka). Time management itu adalah skill yang agung dan ironisnya, karena persepsi mereka itu, kenyataan pahit terjadi dan makin benarlah persepsi mereka itu!
Menjadi budak atas waktu menjadikan kita terikat. Tidak ada gerakan dan merasa hidup kita sempit. Sedangkan menjadi tuan atas waktu menjadikan hidup kita bebas dan bisa berpikir lebih jernih. Kita bisa memiliki perspektif lebih luas dan melihat segala sesuatu sebagai kesinambungan. Mengelola waktu dengan baik dan melakukan hal yang benar lucunya membuat banyak hal baru terwujud dan persepsi akan waktu semakin kuat. berbanding terbalik dengan mereka yang sibuk!
Itu kenapa sebelum berpikir hidupmu sibuk dan jadwalmu padat, coba dulu untuk mengubah cara pandang atas waktu dan mulailah mengatur sedemikian. jangan sia siakan waktu untuk hal yang membuang energi dan tidak produktif seperti mengeluh dan protes kepada kehidupan. Inilah ciri ciri orang sibuk – menyalahkan keadaan – akibatnya seperti Amir, tenaga lebih cepat habis dan kerjaan tidak ada kemajuan signifikan
Be productive. Not busy.
--
Tulisan diatas saya dapatkan dari salah satu broadcast-an LINE dengan sedikit editing. Semoga bermanfaat ^ ^

Comments